Sunday, October 11, 2015

11:35 lewat 1

Hampir tengah malam, hampir usai upik Abu itu berdansa dengan si menarik.

Ah, apa peduliku dengan dansa, berjoget saja aku tak becus.

Lalu sekelibat bayang masa lalu melintas, tak ku hiraukan
Bagaimana dgn masa lalumu. Aku penasaran.
Bolehkah? 
 adilkah bila ku denda kau krn yg berlalu? Luruskah waktu dulu? 
Layakah cinta di Adu dgn masa yg lalu itu.

Tapi gelitik di hati berkata kau salah!!! Benci dgn itu!!! 

Tak pantas bila ku banding bandingkan kau dengannya, aku dengan Dia. 

Mungkin kita harus bicara. Toh akhirnya upik Abu kembali ke peraduannya bersama debu. 



Sunday, August 9, 2015

Buncah bocah

Tak kau kurungi barisan gigi putih tak sempurna itu sambil berlari-lari
Kegirangan bak bocah yang membuncah tak sabar membuka hadiah untuknya
Senang betul suasana hatimu Saat itu. Kau tak lelah berkicau dengan apa saja yang terlintas di benakmu. Apa saja
Akupun hanya termangu mendengar, bukan bosan, bahkan menolak, apalagi membenci. 
Senang hati dengar celotehmu dan tingkahmu itu: tak Ada gengsi, semua seperti adanya, polos, dan lugu. 
Aku lebih girang daripada terbahak.
Lebih bersuka daripada senang.
Dan lebih kasih daripada sayang.

Friday, July 10, 2015

Manis manisan

"Jagalah hatimu dengan segala kewaspandaan sebab Dari situ terpancar kehidupan."
 tak asing itu frasa di telinga. Saat kutanya hatiku, bisakah ku jaganya? Tapi kau menggagalkannya. Ya, kau.
Terlalu gampang bahagia, mudah juga terluka. hanya karena kau.
Apa aku kurang waspada? Apa aku terlalu percaya? Atau aku terlalu bodoh untuk dikelabui oleh ucap manis bibir seorang lelaki?
Lalu apa yg dpt ku yakini bila semua hanya manis-manisan? Maka ku jaga hatiku biar tak terjamah bual-bualan si takut mati.

Tuesday, February 17, 2015

sayang ini untuk kamu

Aku, sosok yg pemalu dengan sejuta ingin yg tak tahu malu. Berharap lebih untuk titik cerah dalam kesuraman. Ingin memiliki tanpa terbagi lagi.

Beringin selalu dekatmu, diawali dgn ikrar sumpah setia di hadapan Tuhan, berbaju putih panjang, dengan restu orang tua, mengisi hari dengan tawa, dan menutup malam dengan pelukan.

Ingin ini masih angan, kita masih di perahu yg berbeda. inginku, kau berada seperahu denganku.

Jujur, sayang ini untuk kamu.

Saturday, February 14, 2015

jiwa

entah apa yg menjanggal, membiarkan jiwa terperosok pada lubang dalam dan tandus. sinar hanya samar di atas.

mungkin jiwa yang sudah tandas dan haus. mungkin karena jalan yg dipilih benar-benar gersang. mungkin air yang tersisa hanya air mata.

berulang, adakah kata bahagia untuk jiwa yang terhilang, bahkan ketika semuanya berkata cinta, adakah yang mau tinggal tetap, yang tersisa hanya tanda tanya.

selanjutnya apa? bisakah tercipta rumah untuk tempat berdiam dan bersandar? untuk jiwa yang berkelana?

Tuesday, February 10, 2015

#?

Mengapa bersedih sayangku,
Mengapa mukamu tak berseri,
Sinar matamu redup,
Tertutup kabut

Apa yg kau risahkan kekasih hati
Apa yg mengganggu pikiranmu
Mengapa hatimu pilu
Tahukah kau langit saja berhenti menangis

Berucaplah, katakanlah
Tak elok parasmu bila kau sendu
Masih ada aku disini
Takkan kemana mana
Biar ku tanggung bebanmu
Karena
Kesukaanku melihatmu bahagia


Wednesday, November 12, 2014

aku dan pertanyaanku

Tahukah, kau telah meminta hal paling mahal
yang pernah dibuat oleh Tangan yang di Atas?
Hati seorang perempuan, Hidup seorang perempuan
dan cinta yang sangat mengagumkan dari seorang perempuan.

Tahukah, kau telah meminta hal yang paling berharga
bak bocah meminta sebuah mainan?
Menuntut kematian yang lain untuk sebuah kemenangan
dengan kenekatan anak laki-laki.

Kau telah mengajariku tugasku kelak
Bak pria sejati kau bertanya padaku
Berdiri di pintu jiwaku sebagai perempuan
Sampai aku bertanya padamu

Kau pinta daging dombamu selalu panas,
Kaos kaki dan pakaianmu lengkap;
Ku pinta hatimu senyata bintang-bintang ciptaan Tuhan
dan jiwamu semurni surgaNya

Kau pinta masakan daging domba dan sapi
Ku pinta jauh lebih besar
Kau pinta seorang penjahit perempuan untuk kaus kaki dan pakaian
Ku mencari seorang pria dan raja

Seorang raja untuk dunia indah kusebut rumah,
Seorang pria dewasa yang penciptaNya, yaitu Tuhan,
Memandangnya seperti yg pertama kali dilakukan
dan berkata: "Sungguh amat baik"

Aku lugu dan muda, 
tapi semu kemerahan mungkin lenyap dari wajah perempuan ini kelak;
akankah kau mencintaiku kelak di antara daun berguguran
seperti yang kau lakukan di antara mekar bunga bulan mei

Apakah hatimu setia dan sekuat lautan,
sehingga aku dapat melemparkan diriku pada gelombangnya?

Perempuan yang penuh kasih menemukan surga atau neraka
Di hari dia menjadi pengantin

Aku minta hal besar dan sejati,
Semua hal yg harus ada pada diri pria sejati
Jika kamu memberikan itu semua, aku kan menyerahkan diriku
Menjadi apa yang kau minta dariku.

Jika tak dapat kau lakukan, 
seorang tukang cuci dan masak
Dapat kau upahi dengan bayaran rendah;
Tapi hati dan hidup perempuan
tidak dapat dimenangkan dengan jalan itu.

-LL-